ASI adalah wujud kasih sayang ibu terhadap buah hati. Namun demikian, masih banyak ibu Indonesia yang lebih mempercayai susu formula daripada ASI. Padahal, dari segi gizi dan manfaat, ada beberapa manfaat ASI yang tidak dimiliki susu formula.
Itu terlihat dari sebuah survei yang dilakukan oleh Proyeksi Indonesia. Survei dilakukan terhadap 200 orang ibu berusia 21 hingga 55 tahun di 5 daerah di Surabaya dengan teknik random sampling. Berdasarkan survei tersebut, 87 persen responden mengaku memberikan susu formula untuk bayi mereka.
Kebanyakan responden memberikan susu formula untuk
bayi mereka setelah mereka memberi ASI eksklusif. 42 persen ibu mengaku
memberi ASI eksklusif kepada bayi usia 0 hingga 6 bulan. Namun,
selepas
usia tersebut, mereka memberikan susu formula kepada bayi mereka.
Meski demikian, masih cukup banyak responden yang
menyadari pentingnya memberikan ASI pada bayi mereka hingga usia 2
tahun. 40 persen responden mengaku telah berkomitmen untuk tidak
memberikan susu formula kepada buah hati mereka hingga buah hati mereka
berusia 2 tahun ke atas.
Yang memprihatinkan, ada pula responden mengakui
tidak pernah memberi ASI eksklusif pada bayinya, bahkan memberikan susu
formula sejak si buah hati lahir. Pentingnya ASI eksklusif dan peraturan
kementerian kesehatan tidak bisa menghentikan penggunaan susu formula.
Sebanyak 18 persen responden mengaku telah memberikan susu formula pada
bayi mereka, sejak usia 0 bulan hingga 5 tahun.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa penggunaan susu
formula sebenarnya berdampak buruk pada perkembangan bayi. WHO bahkan
telah menyebutkan bahwa susu formula telah lama dikaitkan dengan
penyakit serius dan kematian pada bayi. Susu formula disebutkan mudah
terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Enterobacter sakazakii dan
Salmonella enterica.
Mayoritas responden (74 persen) yang memberikan susu formula pada bayinya mengaku buah hati mereka mengalami masalah kesehatan, seperti diare (23%), sulit BAB (14%), panas (9%), dan batuk (6%). Bahkan 22 persen responden mengaku buah hati mereka mengalami gabungan semua masalah kesehatan tersebut. Hanya 26 persen saja yang menyebutkan bayi mereka tidak mengalami masalah setelah mengkonsumsi susu formula.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alison
Stuebe, dokter dari University of North Carolina menyebutkan bahwa bayi
yang tidak mendapat ASI lebih rentan terserang penyakit. Penyakit
tersebut misalnya infeksi telinga, infeksi perut, pneumonia, resiko
obesitas, leukimia, dan diabetes.
Lebih lanjut lagi, Stuebe meneliti adanya hubungan
erat antara ASI dan kecerdasan anak. Selain itu, pemberian ASI juga
dapat mengurangi resiko kanker payudara, kanker rahim, obesitas, dan
sindrom pencernaan.
Dr. Dini Adityarini, Sp.A.,
dokter anak asal Surabaya mengatakan salah satu kesempurnaan ASI adalah
kandungan protein khusus Heat Shock Protein 70 (HSP 70). Protein ini
merupakan nutrisi pencegah kerusakan otak yang tidak terlihat dalam
jangka pendek.
Protein HSP 70 hanya terdapat dalam ASI dan mampu mencegah kerusakan
white matter pada otak. White matter adalah jaringan penghubung antar
syaraf dalam otak. Kerusakan pada white matter berdampak jangka panjang
dan menghambat perkembangan anak, seperti kecerdasan, perilaku, dan
kemampuan bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar